Untitled

Bayangkan ini: Kamu duduk di kursi pengantin, dikelilingi senyuman keluarga dan teman, merasakan jantung berdegup cepat. Hari itu akhirnya datang—hari pernikahanmu. Tapi, apakah kamu sudah siap? Pernikahan tidak berhenti pada gaun indah, dekorasi meriah, atau janji di depan penghulu. Di balik semua kilauan hari bahagia itu, ada banyak hal yang harus dipersiapkan, baik dari sisi fisik maupun batin. Menikah bukanlah garis akhir dari cinta, melainkan awal dari sebuah petualangan panjang. Sebuah perjalanan yang membutuhkan dua orang untuk bekerja sama, saling menguatkan, dan menghadapi suka duka bersama. Sebelum melangkah, mari kita bahas dulu apa saja yang perlu dipersiapkan agar kamu tidak hanya siap secara lahiriah, tetapi juga secara batiniah. Kesiapan Finansial: Siapkah Dompetmu? Kalau kamu berpikir bahwa cinta saja cukup untuk menjalani pernikahan, pikirkan lagi. Realitanya, pernikahan juga butuh perencanaan keuangan. Mulai dari biaya pesta, kebutuhan sehari-hari, hingga perencanaan masa depan, semuanya perlu diperhitungkan. Menikah adalah tentang membangun fondasi bersama, dan fondasi itu salah satunya adalah keuangan yang stabil. Buat tabungan bersama untuk kebutuhan pernikahan dan kehidupan setelahnya. Diskusikan siapa yang akan mengelola keuangan rumah tangga. Tentukan prioritas pengeluaran, misalnya menabung untuk rumah, kendaraan, atau biaya pendidikan anak nanti. Baca juga: Kenapa Cinta Saja Tidak Cukup? Cobalah untuk berbicara secara terbuka dengan pasanganmu tentang ekspektasi keuangan kalian. Jangan sampai masalah uang menjadi duri dalam hubungan yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Menikah artinya kamu siap untuk memikul tanggung jawab bersama. Kondisi fisik yang prima akan membantu kamu menjalani hidup baru dengan energi positif. Jangan sampai kesehatanmu justru menjadi kendala dalam menjalani peran sebagai suami atau istri. Lakukan pemeriksaan kesehatan pranikah. Selain memastikan kalian berdua sehat, ini juga langkah penting untuk mencegah penyakit menular atau masalah kesuburan. Mulailah pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur dan makan makanan bergizi. Pertimbangkan juga untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok atau begadang. Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Guna memantapkan pembinaan UKS secara terpadu, maka Tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Pada tahun 2003, seiring dengan perubahan system pemerintahan di Indonesia dari sentralisasi menjadi desentralisasi dan perkembangan di bidang pendidikan dan kesehatan, maka dilakukan penyempurnaan SKB 4 Menteri yang diterbitkan tahun 1984. Sejak disempurnakan, maka SKB 4 menteri ini langsung menjadi dasar hukum atau landasan penyelenggaraan program UKS. Surat Keputusan Bersama Mendiknas, Menkes, Menag dan Mendagri Nomor: 2/P/SKB/2003, Nomor: MA/230B/2003, Nomor: 445-404 Tahun 2003 Tanggal 23 Juli 2003 Tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah. Tuntunan program UKS seperti program Kemenkes RI terkait UKS yang tercetus sejak 1956 sampai sekarang sesungguhnya menjadi tuntunan program yang harus diterapkan oleh semua sekolah. Bukan hanya sekolah, peran tim pembina UKS dan Penanggungjawab UKS di masing-masing Puskesmas juga diharapkan untuk aktif melaksanakan pembinaan. Kondisi kekinian Program UKS sering kali aktif hanya menjelang lomba tahunan yang diadakan berdasarkan landasan hukum diatas.

Usaha Kesehatan Sekolah cacawin48 disingkat UKS atau Unit Kesehatan Sekolah adalah program pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah. Melalui Program UKS diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pada tahun 1956 Usaha Kesehatan Sekolah mulai dirintis melalui project pilot di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri. Proyek ini dilaksankan dalam dua bentuk yaitu UKS perkotaan di Jakarta dan UKS pedesaan di Bekasi. 15 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama UKS antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 10 Tahun kemudian (1980) karena manfaat dan perkembangnnya yang dibutuhkan maka program UKS dikuatkan dengan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan tentang pembentukan kelompok kerja UKS. Tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerjasama antara Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, tentang Pembinaan Kesehatan Anak dan Perguruan Agama Islam.

Berdasarkan hal tersebut, lahirnya Juwiter yang merupakan salah satu kelompok studi dan ekstrakurikuler yang mengembangkan Trias UKS sebagai salah satu dari 13 program prioritas menjadi salah satu inovasi yang ikut serta memacu terepan pelaksanaan UKS. Kader Kesehatan Remaja biasanya dibentuk masing-masing sekolah dari hasil pelatihan yang biasanya diselenggarakan oleh instansi tertentu. Dimana sekolah tersebut mengikutkan peserta didikanya. Istilah Kader Kesehatan Remaja biasanya berlaku untuk siswa SMA. Adalah pendidikan dasar dan terapan yang pertamakali diadakan oleh kelompok studi dan ekstrakurikuler Jurnalisme Adiwiyata Bermitra dari gagasan Muhammad Hamzanw als Emzet Juwiter. Diksanter dilakukan melalui kerjasama dengan bidang Promkes Dinas kesehatan Kabupaten / Kota. Mading dan Tugu UKS biasanya diletakkan di depan ruang UKS. Fungsi dari Mading, Tugu UKS dan Ruang UKS ini biasanya dijadikan sebagai pusat pelayanan kesehatan ketika pihak sekolah menyelenggarakan jadwal pelayanan kesehatan. Dokter cilik adalah sebutan untuk murid (biasanya tingkat SD) dan SMP yang menjadi “staf” UKS di bawah bimbingan guru. Dokter cilik dipilih dan diseleksi, kemudian diajari cara pertolongan pertama oleh dokter yang sengaja dipanggil pihak sekolah untuk membimbing para “dokter” ini. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk rincian lebih lanjut.